Dari Memasak hingga Manajemen Waktu: Kemampuan Dasar yang Harus Dikuasai di Era Digital

Dari Memasak hingga Manajemen Waktu: Kemampuan Dasar yang Harus Dikuasai di Era Digital

PKBM SILOAM – Beberapa tahun lalu, saya pernah mengalami hari yang benar-benar berantakan. Pekerjaan menumpuk, ponsel saya penuh notifikasi, dan yang lebih buruk, saya lupa makan siang karena terlalu sibuk. Pada akhirnya, saya berakhir memesan makanan cepat saji untuk ketiga kalinya minggu itu—bukan hanya boros, tapi juga bikin merasa nggak sehat. Dari situ, saya sadar betapa pentingnya menguasai hal-hal mendasar, seperti memasak dan mengatur waktu, untuk bertahan (dan berkembang) di era digital ini.

1. Memasak: Kemampuan Bertahan Hidup yang Underrated  

Jujur, saya dulu pikir memasak itu “skill opsional.” Siapa pun yang pernah berkata, “Ah, kan ada delivery,” mungkin belum merasakan betapa mahalnya hidup dengan kebiasaan itu. Saya mulai belajar memasak setelah beberapa kali terjebak dengan makanan instan yang, meski praktis, bikin saya merasa lesu dan nggak produktif.  

Kuncinya? Mulailah dari yang sederhana. Waktu itu, saya belajar membuat telur dadar sempurna (yang nggak lengket di wajan!) dan sup sederhana. Satu hal yang mengejutkan, memasak itu seperti meditasi—memberikan waktu untuk berhenti sejenak, fokus, dan hasilnya langsung terasa. Sekarang, saya bahkan punya rutinitas meal prep di hari Minggu. Hasilnya? Lebih hemat waktu dan uang, plus tubuh juga lebih segar.  

Di dunia serba cepat ini, kemampuan memasak sendiri adalah cara nyata untuk mengambil kembali kendali atas kesehatan dan keuangan kita. Oh, dan belajar resep viral di TikTok? Bonus hiburan!

2. Manajemen Waktu: Cara Memperpanjang Hari  

Dulu saya sering merasa 24 jam itu nggak cukup. Seolah-olah, waktu habis untuk scrolling media sosial tanpa sadar (halo doomscrolling!). Yang paling menyakitkan, saya sadar waktu itu nggak bisa diulang.  

Akhirnya, saya coba metode yang disebut time blocking—ini benar-benar mengubah hidup. Intinya, setiap jam punya tugas khusus, dari pekerjaan, istirahat, hingga waktu untuk hobi. Tapi, saya juga belajar bahwa fleksibilitas itu penting. Ada hari di mana rencana berantakan, dan nggak apa-apa!  

Oh, dan aplikasi seperti Notion dan Google Calendar? Bener-bener penyelamat. Saya mulai menyusun daftar tugas harian di pagi hari. Dengan begitu, saya tahu apa prioritas utama dan bisa menghindari “jebakan produktivitas palsu” alias sibuk tapi nggak menyelesaikan apa-apa.  


3. Keseimbangan di Tengah Teknologi  

Era digital memberi kita akses ke hampir segalanya—mulai dari kursus online hingga aplikasi meditasi. Tapi, ini juga berarti kita harus ekstra pintar mengelola distraksi. Saya pernah coba detox digital selama sehari penuh (yup, tanpa ponsel sama sekali). Awalnya canggung, tapi efeknya luar biasa. Pikiran terasa lebih ringan, fokus meningkat, dan waktu terasa jauh lebih panjang.

Cobalah untuk menetapkan waktu khusus tanpa layar, seperti satu jam sebelum tidur. Tidur saya jauh lebih nyenyak sejak menerapkan ini. Kalau Anda nggak bisa jauh dari teknologi, gunakan alat seperti Forest untuk fokus atau aplikasi time tracker untuk tahu ke mana waktu Anda sebenarnya hilang.

Pelajaran yang Saya Petik  

Hidup di era digital itu seperti berdiri di dua sisi—di satu sisi ada kenyamanan teknologi, di sisi lain ada risiko ketergantungan. Memasak dan manajemen waktu adalah dua keterampilan sederhana yang, meskipun kelihatannya sepele, bisa memberi dampak besar.  

Jadi, jika Anda merasa hidup terlalu kacau, cobalah kembali ke dasar. Masak makanan sederhana. Atur waktu dengan lebih terencana. Anda akan kaget betapa ini bisa mengubah ritme hidup Anda.  

Dan jika Anda kebetulan punya tips tambahan soal hal ini, saya akan sangat senang mendengarnya! 😊