wartapkbmsiloam.blogspot.com – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Siloam sekolah zaman now berdiri pada tanggal 29 April 2013 melalui akta notaris Dodon Almury Baron Jatan, SH.,M.KN. PKBM ini diketuai oleh BILI GRIM, S.Pd asal Desa Mengkirai Kecamatan Kayan Hilir Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.
Pada awal berdiri PKBM Siloam sekolah zaman now masih berjalan secara swadaya dengan belajar seadanya. Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi yang berkembang begitu pesat PKBM Siloam dituntut mampu menyesuaikannya.
Pada tahun pelajaran 2022/2023 PKBM Siloam sudah menerapkan konsep pendidikan abad 21, artinya belajar bisa dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Pembelajaran yang dilakukan oleh PKBM Siloam dilakukan secara daring dan melalui kunjungan tutor. Pembelajaran yang dilakukan secara daring yaitu melalui google meet yang dilaksanakan setiap hari kamis pukul 18.45 – 19.45 WIB. selain itu pembelajaran juga dilakukan melalui grup WhatsApp siswa.
PKBM SILOAM dikenal dengan sekolah zaman now karena ada beberapa alasan, yaitu :
1. Sekolah Berbasis Digital
Sekolah berbasis digital adalah institusi pendidikan yang menggunakan teknologi digital sebagai sarana utama untuk menyampaikan pengetahuan, mendukung pembelajaran, dan berinteraksi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Dengan menggunakan platform daring, aplikasi, dan perangkat lunak khusus, sekolah ini memfasilitasi akses yang lebih luas terhadap pendidikan, memungkinkan siswa untuk belajar dari mana saja dan kapan saja. Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual, dan interaksi antara siswa dan guru tidak terbatas oleh batasan geografis. Selain itu, sekolah berbasis digital sering kali memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analisis data untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran dan memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu kepada siswa.
2. Sekolah Yang Responsif
Sekolah yang responsif adalah lembaga pendidikan yang aktif menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan dinamis dalam masyarakat serta perkembangan individu siswa. Mereka secara proaktif mengidentifikasi perubahan dalam lingkungan sosial, ekonomi, dan teknologi, serta merespons dengan fleksibilitas dan inovasi. Hal ini mencakup penggunaan metode pengajaran yang beragam, kurikulum yang dapat disesuaikan, serta dukungan yang memadai untuk kebutuhan belajar siswa dengan beragam gaya dan tingkat kebutuhan. Sekolah responsif juga mempromosikan budaya inklusif yang menerima dan menghargai keberagaman, serta mendorong partisipasi aktif dari semua anggota komunitas sekolah dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis. Dengan demikian, mereka menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, berdaya guna, dan relevan bagi semua individu yang terlibat dalam proses pendidikan.
3. Sekolah Merdeka
Sekolah merdeka adalah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri. Di sekolah ini, siswa memiliki otonomi untuk memilih materi pembelajaran, metode pembelajaran, serta waktu dan tempat belajar sesuai dengan minat, kebutuhan, dan gaya belajar mereka sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar siswa, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan. Pendekatan ini mendorong pengembangan keterampilan mandiri, kreativitas, inisiatif, serta tanggung jawab siswa terhadap proses pembelajaran mereka. Sekolah merdeka juga sering kali menekankan pada pembelajaran kolaboratif dan pengalaman nyata di luar kelas sebagai bagian integral dari kurikulum mereka. Dengan memberikan siswa kontrol yang lebih besar atas pembelajaran mereka, sekolah merdeka bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang memberdayakan, relevan, dan mendorong perkembangan pribadi yang holistik.
4. Pembelajaran Berbasis Projek
Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan pembelajaran aktif di mana siswa terlibat dalam proyek nyata yang menuntut penerapan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks dunia nyata. Dalam pembelajaran ini, siswa bekerja secara kolaboratif untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek-proyek yang memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan tertentu. Proyek-proyek ini sering kali berpusat pada topik atau isu yang relevan dengan kurikulum, dan memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam tentang subjek tersebut sambil mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif. Melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa tidak hanya memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, resolusi masalah, dan komunikasi yang kuat, sambil merasakan kepuasan dalam mencapai tujuan-tujuan yang mereka tetapkan sendiri.
5. Sekolah Konten Kreator
Sekolah konten kreator adalah institusi pendidikan yang menekankan pengembangan keterampilan kreatif dan teknis yang diperlukan untuk menciptakan konten digital yang berkualitas. Mereka menyediakan program-program yang memungkinkan siswa untuk memahami konsep desain grafis, produksi video, penulisan konten, pengeditan audio, dan pengelolaan media sosial. Di sekolah ini, siswa diajak untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dan mengembangkan keterampilan teknis dalam lingkungan pembelajaran yang terstruktur. Melalui proyek-proyek berbasis konten, siswa belajar tentang proses produksi konten, strategi pemasaran digital, dan berbagai platform online untuk menyebarkan karya mereka. Selain itu, sekolah konten kreator juga sering kali menekankan pentingnya etika dalam menggunakan media dan memberikan pemahaman tentang bagaimana konten dapat mempengaruhi audiens dan masyarakat secara lebih luas. Dengan demikian, sekolah ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi konten kreator yang terampil, bertanggung jawab, dan inovatif dalam era digital yang terus berkembang.
Kesimpulan
PKBM SILOAM Sekolah zaman now menampilkan transformasi yang signifikan dalam pendekatan pendidikan, mencerminkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan teknologi. Mereka menyajikan lingkungan belajar yang berfokus pada keterampilan masa depan, seperti pemikiran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital, sambil mempertahankan landasan nilai-nilai tradisional. Teknologi menjadi alat utama dalam pengajaran dan pembelajaran, memungkinkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya dan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Fleksibilitas dan inklusi menjadi landasan dari kurikulum, menciptakan ruang untuk merespons kebutuhan beragam siswa secara efektif. Di sekolah zaman now, pendekatan holistik diterapkan, mengintegrasikan aspek-aspek akademis, sosial, dan emosional dalam pengalaman belajar untuk mempersiapkan siswa menjadi individu yang terampil, tangguh, dan siap menghadapi tantangan masa depan.